Belanda dan masyarakatnya, memang tak
pernah habis akal untuk melahirkan berbagai inovasi. Ya, negeri yang
sebagian besar tanahnya dibawah permukaan laut ini selalu saja membuat
masyarakat dunia tercengang dengan berbagai inovasinya yang gress.
Salah satu buktinya adalah jembatan
Sunken yang membelah sebuah parit di Halsteren, Berger op Zoom Belanda
selatan. Jembatan ini merupakan bagian The West Brabant Water Line,
sebuah parit yang memisahkan sisi kiri dan kanan benteng tua Fort de
Roovere.
Sejenak menceritakan sejarahnya, parit
dan benteng ini sebenarnya dibangun pada abad ke-17. Keduanya merupakan
bagian pertahanan Belanda dari serangan invasi Prancis dan Spanyol. Pada
tahun 1747, benteng ini sempat dikepung Prancis saat perang Austrian
War of Succession. Benteng de Roovere yang dibangun diatas perairan
jalur barat Brabant ini sempat mengalami kerusakan besar.
Bertahun-tahun, benteng yang menjadi saksi ketangguhan Belanda ini
terbengkalai rusak.
Namun, medio 2010 pemerintah Belanda
menginstruksikan untuk merenovasi Fort de Rovere. Tidak sebatas
peremajaan, pemerintah Belanda menginginkan benteng ini dapat diakses
para wisatawan. Fort de Roovere yang asalnya berfungsi sebagai benteng
pertahanan juga diberikan fungsi rekreasi sehingga disana dibangun juga
rute bersepeda dan hiking.
Karena beralih fungsi menjadi wahana
rekreasi, desainer serta arsitek belanda mendesain benteng heroik ini
menjadi tempat rekreasi namun tak menghilangkan ciri khasnya sebagai
benteng pertahanan. Digarap oleh lembaga arsitek RO&AD, mereka
melahirkan inovasi teknologi modern yang aksesibel bagi para pelancong,
namun tak menghilangkan sedikitpun kesan sejarah Fort de Roovere.
Inovasi muncul untuk mengakali akses
kedua sisi benteng yang dibelah parit air selebar 50 meter. Mungkin,
jika arsitek biasa berfikir untuk membuat lintasan parit itu dengan
membangunkan jembatan diatas parit. Solusi praktis, namun akhirnya
menghilangkan kesan sejarah: parit itu merupakan benteng pertahanan
perang.
Akantetapi,
dasar masyarakat Belanda emang kreatif dan berpengalaman ratusan tahun
mengatasi soal air, mereka lantas membangun jembatan yang menghubungkan
sisi kiri dan kanan benteng namun tidak menghilangkan rasa sejarah Fort
de Roovere sebagai benteng pertahanan. Akhirnya merekapun membangun
sebuah jembatan yang melintas dibawah air!
Adalah Sunken, jembatan yang berfungsi
untuk melintasi parit namun bukan berada diatas permukaan air. Jembatan
ini dibangun hampir sejajar dengan air parit, seolah membelah air di
parit tesebut. Terinspirasi dari cerita Nabi Musa menghindari kejaran
pasukan Firaun, jembatan yang juga disebut sebagai “Moses Bridge” atau
jembatan Musa ini benar-benar membelah air.
Jembatan ini seluruhnya terbuat dari kayu
Accoya yang tahan air dan dilapisi kertas timah. Jembatan di desain
dengan mengikuti lika liku tanah serta benteng dan juga ketinggian air.
Sehingga, benteng ini dari pinggir terlihat sejajar dengan permukaan
benteng, bahkan sejajar permukaan air.
Para pengunjung yang melewati jembatan
ini seolah berada tenggelam dalam air dan menciptakan ilusi berjalan
melalui air. Bahkan, jika pengunjung yang melewati jembatan ini sedikit
menunduk, mereka tak akan terlihat. Sebuah inovasi moderen, namun tetap
sejalan dengan fungsi sejarahnya sebagai benteng pertahanan. Seperti
dikatakan Ad Kil, salah satu perancang jembatan tersebut, “Jembatan itu
designnya sangat sederhana, tapi mengandung inspirasi yang puitis.”
Jembatan
yang fenomenal itu pada tahun 2011 akhirnya mendapat penghargaan
bergengsi dari BNA (Union of Dutch Architects). Penghargaan tersebut
memperlihatkan kepioniran Belanda dalam teknologi moderen namun yang tak
melupakan sebuah cerita sejarah.
0 komentar:
Posting Komentar